Antisipasi Penularan COVID-19, Pusat Rehabilitasi Orangutan BOSF Ditutup



sekilasdunia.com, Palangka Raya - Pusat Rehabilitasi Orangutan BOSF ditutup terhitung sejak 17 Maret 2020, seluruh pusat rehabilitasi orangutan milik BOS Foundation ditutup bagi umum terkait wabah virus corona COVID-19.

“Akibat hubungan yang dekat dengan manusia, penularan penyakit dari manusia ke orangutan adalah risiko yang selalu kami minimalkan melalui pemeriksaan kesehatan rutin bagi staff dan persyaratan pengujian kesehatan ketat bagi pengunjung. 

Namun demikian hingga saat ini belum ada kasus penularan COVID-19 dari manusia ke kera,” tegas Jamartin, CEO BOS Faundation , 17 Maret 2020.

Walau demikan, kata Jamartin, potensi penularannya masih merupakan kemungkinan yang sangat nyata yang harus antisipasi, terutama karena  tidak mengetahui dampak COVID-19 terhadap orangutan.

"Sebab mungkin saja virus ini mempengaruhi mereka lebih sedikit daripada manusia, tetapi mungkin sebaliknya, lebih mematikan, dan ini risiko yang tidak bisa diambil BOSF," ujarnya.

Penutupan ini mencakup Pusat Informasi di Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng di Kalimantan Tengah dan Samboja Lodge di Pusat Rehabilitasi Orangutan Samboja Lestari diKalimantan Timur.

“Di kedua lokasi ini kami tidak menerima pengunjung atau sukarelawan sampai risiko penyakit telah dieliminasi sepenuhnya,” kata Jamartin.

Menurutnya, situs-situs pelepasliaran dan penelitian, termasuk kamp-kamp BOSF di Hutan Lindung Bukit Batikap, Taman Nasional Bukit Baka,Hutan Kehje Sewen, dan Stasiun Penelitian Tuanan, tidak akan menerima sukarelawan atau peneliti baru.

“Kami akan mengevaluasi ulang situasi dan mengambil keputusan untuk terus menutup atau membuka kembali kegiatan setiap satu bulan,”katanya.

Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo atau BOS Foundation yang terletak di Pulau Kalimantan dan Jawa didukung oleh lebih dari 400 karyawan, mengelola tiga situs hutan pelepasliaran, menjalankan dua proyek penanaman berskala besar, sejumlah proyek pemberdayaan masyarakat, dan mengoperasikan dua pusat rehabilitasi orangutan. 

Jamartin memastikan, saat ini belum ada kasus terkait Covid-19 di dalam dan sekitar pusat rehabilitasi hewan.

 "Saat hal ini terjadi, semoga kami telah siap. Kami putuskan jika terjadi wabah lokal, kami hanya akan mempekerjakan karyawan penting setiap harinya. Semua individu orangutan yang dicurigai tertular Covid-19, atau kemungkinan terpapar penyakit ini akan segera dikarantina dan dirawat oleh tim tanggap darurat COVID-19 kami, sekelompok dokter hewan dan teknisi perawatan hewan yang khusus ditunjuk untuk hanya bekerja dengan hewan yang terkena dampak, selama durasi wabah," pungkas Jamartin. (ims)

Previous
« Prev Post

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *