sekilasdunia.com - Korban meninggal gempa Turki dan Suriah terus bertambah. Data terbaru lebih dari 33 ribu orang meninggal dunia akibat gempa, Minggu (12/2/2023).
Seperti dilansir AFP, Senin (13/2/2023), para pejabat dan petugas medis mengatakan 29.605 orang tewas di Turki dan 3.574 di Suriah akibat gempa berkekuatan 7,8 pada Senin lalu. Sehingga total korban jiwa yang dikonfirmasi menjadi 33.179.
Di tengah jumlah korban jiwa yang terus bertambah, PBB mengakui kesulitan mengirimkan bantuan gempa ke wilayah konflik di Suriah.
Sementara itu, bantuan kemanusiaan dari PBB yang akan menuju barat laut Suriah telah tiba di Turki, namun Kepala Penanganan Bencana PBB Martin Griffiths mengatakan bantuan itu masih kurang karena jutaan orang yang rumahnya hancur masih membutuhkan.
"Sejauh ini kami telah mengecewakan para warga di barat laut Suriah. Mereka saat ini merasa ditinggalkan, menanti bantuan internasional yang tak kunjung datang," tutur Griffiths kepada AFP.
Sejumlah suplai bantuan berupa alat-alat kesehatan ke wilayah pemberontak yang melawan Presiden Suriah Bashjar Al-Ashad tersendat. Wilayah tersebut juga masih dalam sanksi oleh Amerika Serikat dan sekutunya.
Total sedikitnya 10 truk menuju barat laut Suriah melalui perbatasan di jalur Bab Al-Hawa, seperti dikutip dari AFP. Iring-iringan bantuan kemanusiaan itu membawa perlengkapan shelter termasuk lembaran plastik, tali, baut, paku, selimut tebal, matras, hingga karpet.
Bab Al-Hawa sejauh ini menjadi satu-satunya jalur yang memungkinkan dilalui bagi rombongan bantuan kemanusiaan dari internasional selama 12 tahun perang sipil. Sejumlah jalur ditutup setelah mendapat tekanan dari Rusia dan China.
Namun, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan telah berdiskusi dengan Bashar Al-Assad untuk bantuan kemanusiaan di Suriah. WHO mengklaim Assad telah setuju membuka sejumlah perbatasan lagi demi pengiriman bantuan kemanusiaan menuju wilayah pemberontak.
"Dia (Assad) telah setuju untuk membuka jalur perbatasan lainnya untuk keperluan darurat," kata Sekretaris Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus seperti dikutip dari AFP.
(ims)
« Prev Post
Next Post »