
sekilasdunia.com - Perum Bulog melaporkan kesiapan stok beras memasuki bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Hingga saat ini, setidaknya Bulog telah menyerap sebanyak 190.000 ton setara beras sepanjang tahun 2025.
"Sampai saat ini kurang lebih 190.000 ton (beras diserap Bulog sejak awal 2025)," kata Direktur Utama Perum Bulog Novi Helmy Prasetya dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi VI DPR RI di Senayan, Jakarta, Senin (3/3/2025).
Besaran angka ini terbilang masih jauh dibandingkan dengan target Presiden Prabowo Subianto agar Bulog bisa menyerap setidaknya 3 juta ton beras hingga bulan April 2025 mendatang.
Meski demikian, ia memastikan bahwa ketersediaan stok komoditas pangan, termasuk beras untuk menyambut bulan Ramadhan terbilang aman. Saat ini jumlah stok beras Bulog hampir menyentuh angka 2 juta ton.
"Posisi stok dan sebaran komoditas pangan dalam menghadapi hari besar keagamaan nasional yaitu bulan puasa dan hari raya Idul Fitri, maka Bulog menguasai stok komoditas pangan penugasan yaitu beras sejumlah 1.951.975 ton yang bertanggal 27 Februari 2025," ujarnya.
Novi menjelaskan, jumlah stok beras tersebut terdiri atas 1.901.024 ton beras medium atau PSO penugasan dan 50.951 ton beras premium komersial. Stok tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang terdiri di 26 kantor wilayah (kanwil) dan 477 kompleks pergudangan.
Berdasarkan bahan paparan yang disajikan Novi, stok terbanyak berada di kawasan Jawa Timur, sebesar 461.156 ton. Lalu di posisi keduanya di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) sebanyak 185.198 ton.
Selain komoditas penugasan beras, Novi mengatakan, Bulog juga mempunyai komoditi di luar penugasan sebagai bagian dari bisnis komersial Bulog. Komoditas tersebut antara lain tepung terigu, minyak goreng, gula pasir, telur. Namun ia tak merincikan kondisi stok komoditas tersebut saat ini.
Sebagai informasi, jumlah beras yang terserap Bulog mencatatkan tren kenaikan sejak awal tahun 2025. Di Januari misalnya, tercatat Bulog berhasil menyerap 14.489 ton setara beras. Sedangkan pada tanggal 9 Februari, angkanya bertambah menjadi 45.000 ton.
Adapun puncak panen raya akan terjadi sekitar bulan Maret, sehingga penyerapan beras akan dioptimalkan di waktu tersebut. Ditargetkan pada Februari-Maret Bulog menyerap 1,5 juta ton setara beras.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) mengungkap, Perum Bulog memiliki total anggaran Rp 39 triliun untuk menyerap gabah petani pada waktu panen raya di Februari, Maret, dan April mendatang.
Saat ini, kata Zulhas, Bulog sendiri memiliki dana sekitar Rp 23 triliun. Berdasarkan kesepakatan Kementerian Keuangan, anggaran Bulog untuk menyerap padi ditambah Rp 16,6 triliun.
Dengan anggaran tersebut, kata Zulhas, Bulog tidak lagi memiliki alasan untuk membeli padi petani di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) yang ditetapkan sebesar Rp 6.500. Namun begitu, ia mengatakan hal ini perlu dukungan seluruh stakeholder.
« Prev Post
Next Post »