Menteri Maruarar Sirait Minta Rumah Subsidi Dibangun Dekat Transportasi Umum, APERSI Bilang Bisa Asal Harga Tanahnya Masuk

 

sekilasdunia.com - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait berharap agar para pengembang rumah subsidi untuk membangun hunian yang dekat transportasi umum (transum). Hal ini supaya para penghuni bisa hidup dengan nyaman dan terjangkau.


Menurut Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah, hal itu bisa saja dilakukan asalkan harga tanah dan biaya konstruksinya masih masuk untuk harga penjualan rumah subsidi.


"Kita ini kan konsentrasi pada KPR masyarakat berpenghasilan rendah, nah itu tentunya akan diperhatikan terkait biaya produksi dan harga tanah. Jadi di mana pun kita akan bisa bangun ketika itu masuk dalam perhitungan sebagai program rumah subsidi atau rumah sederhana," katanya dalam acara media gathering di Park Hotel, Jakarta, Jumat (17/1/2025).


Namun, jika diminta untuk membuat rumah dengan konsep transit oriented development atau TOD, menurutnya akan sulit dilakukan. Sebab, kawasan TOD tidak banyak yang masuk hingga ke desa-desa.


"TOD kalau untuk rumah subsidi tidak akan bisa. Jarang TOD yang bisa sampai ke kampung, itu jarang, kecuali Maja ya karena (ada) kereta api. Itu pun Maja harganya sudah komersil, tidak ada lagi rumah subsidinya," paparnya.


Di sisi lain, pihaknya juga ingin berpartisipasi dalam pembangunan rumah di perkotaan seperti Qatar. Ia yakin apabila pemerintah memberikan fasilitas yang sama seperti yang diberikan ke Qatar, misalnya tanah gratis, maka pengembang dalam negeri juga bisa ikut berpartisipasi.


Hanya saja, perlu mekanisme yang jelas untuk mengajukan pinjaman ke perbankan dalam melakukan pembangunan tersebut. Karena selama ini pengembang umumnya menjaminkan sertifikat tanah untuk mendapatkan pinjaman dari perbankan.


"Cuma permasalahannya adalah gimana dengan perbankan. Karena ini kan modal kerja rata-rata yang dijaminkan tanahnya sementara tanah milik negara. Kredit apa yang bisa di situ sehingga kami juga bisa masuk. Pemilikan tanahnya kan bukan lagi milik konsumen karena ini bangunannya yang milik konsumen. Nah ini modal apa yang bisa tertarik untuk membangun itu. Karena selama ini kita tanah itu yang dijaminkan, di situ juga diproduksi," ungkapnya.


Apabila diberikan modal yang sama seperti Qatar, Junaidi yakin pengembang lokal juga akan siap bergotong royong membangun hunian di perkotaan.


"Karena ini menarik juga kalau tanah dikasihkan, kita jualan dengan harga yang ditentukan oleh pemerintah, kami yakin bisa gotong royong seperti itu," tuturnya.


Sebelumnya diberitakan, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait (Ara) berharap agar para pengembang yang membangun rumah subsidi bisa memilih lokasi yang strategis dan dekat dengan transportasi umum. Hal itu supaya para penghuninya, yaitu masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), bisa beraktivitas dengan mudah dan terjangkau.


Hal itu disampaikan saat kunjungan kerja ke Perumahan Puri Delta Tigaraksa Kabupaten Tangerang, Selasa (14/1/2025) malam.


"Semoga ke depannya masih banyak lagi pengembang-pengembang yang bisa membangun rumah subsidi yang layak, terjangkau serta strategis lokasinya dengan transportasi umum, agar masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dapat menikmati dan tinggal dengan nyaman, bekerja pun juga nyaman dan dapat transportasi yang murah dan terjangkau," kata Ara dalam keterangannya, dikutip Kamis (16/1/2025).


(ims)

Previous
« Prev Post

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *